AYU Salon Purbalingga

Rabu, 21 Desember 2011

Tips : Persiapan Acara Pernikahan

Berikut sejumlah tips [Bagian 1] sebagai pegangan dasar dalam mempersiapkan acara perkawinan :

Shopping Idea.

Mengurus pernikahan di Indonesia  apalagi yang musti berhubungan dengan adat, mutlak perlu waktu dan tenaga ekstra. Untuk bisa mengantisipasi berbagai hambatan tersebut, perlu bantuan dari para sesepuh, keluarga dan pada mereka yang nantinya ikut dalam panitia penyelenggaraan pernikahan.
Perkawinan, seperti yang selalu diharapkan, hanya akan berlangsung sekali seumur hidup. Oleh karena itu tidak bisa main-main, persiapan harus matang sekali. Ada kebiasaan, untuk menyambutnya, biasanya para pengantin lantas memakai pakaian adat, mungkin agar tampak bisa lebih abadi. 
Akan tetapi, kalau kawin dengan memakai pakaian serta upacara adat, perlu ditekankan, seluruh rangkaian upacara adat tersebut harus dikemas dengan baik dan diringkas agar tidak berubah menjadi berlarut-larut.
Maka sewaktu menyusun acara, kenyamanan tamu mutlak harus diperhatikan. Oleh karena itu, lay out tempat duduk, jarak untuk melihat rangkaian acara, sound system, pencahayaan serta penjelasan tentang seluruh rangkaian upacara adat, tidak boleh begitu saja ditinggalkan.
Harus diingat, upacara perkawinan bukan tontonan, mana ada orang rela anaknya kawin hanya sekadar jadi hiasan panggung? Oleh karena itu, para tamu juga jangan sampai merasa hadir di panggung tontonan, atau menyaksikan peragaan busana adat. Dengan demikian, penataan acara harus selektif.
Kiatnya, seluruh acara adat yang memang sudah mentradisi wajib dilestarikan. Namun, di mana perlu, harus bisa diringkas, agar tidak berkepanjangan.”
Lebih bijaksana kalau calon pengantin memiliki catat-an tertulis sekitar rencana pernikahan. Calon pengantin juga perlu buku pegangan, agar mereka bisa mencatat semua gagasan pribadi yang mendadak muncul. Proses tersebut disebut dengan istilah shopping idea, dimulai sekitar tujuh bulan sebelum hari H tiba, agar perencanaannya lebih terkontrol.

Jangan bedakan tamu

Disarankan, seluruh rangkaian acara perkawinan sepenuhnya diserahkan kepada yang telah berpengalaman misalkan, pada Kepala angota keluarga besar, atau jika perlu pada wedding organizer, agar bisa ditangani secara profesional.
Bahwa suatu acara perkawinan dikelola sendiri memang tidak ada yang melarang. Hanya saja, jika tetap dikelola sendiri, para calon pengantin perlu memiliki buku pegangan berikut sistem kerja yang cermat. Dilakukan perencanaan matang, pembagian kerja secara tepat, membuat check list, melakukan kontrol sesuai dengan tanggung jawab masing-masing, dibarengi doa, agar semuanya bisa berlangsung dengan sukses.
Tamu adalah raja, siapa pun mereka, apa pun pangkatnya. Oleh karena itu, jangan sekali-kali melakukan pembedaan. Ketentuan yang membagi antara tamu VIP, bahkan VVIP, dan tamu biasa, sangat tidak bijaksana. Termasuk membedakan ruang dan menu makan, mendahulukan pembesar dalam antrean tamu, menghentikan antrean karena pengantin akan membikin foto bersama pembesar, selebritis atau tokoh.
Sebagai tamu yang kita undang, kedudukan mereka sama, semua terhormat, tak harus ada yang boleh diistimewakan.

Salah satu yang seringkali dilupakan adalah, memahami kemampuan kita pribadi. Dalam pengertian, ibaratnya kalau mampunya hanya mengundang seratus tamu, jangan lantas menghadirkan seribu orang. Apalagi kalau lantas kursinya nggak cukup, makanan kurang, parkirnya kacau dan apa-apanya kurang. “Yang paling utama adalah, mampu tidak kita dalam meng-cover semua tamu. Meski tamunya berlimpah, tetapi kalau ketika pulang mereka semua menggerutu, pesta tersebut hanya akan menjadi bahan pergunjingan orang.

sumber bacaan : http://www.sttbali.com/

Satu hal yang perlu direncanakan  adalah daftar langkah kegiatan [Run Down] :

1.  Pembentukan panitia
2.  Menentukan Wilayah Kerja Panitia
3.  Menentukan konsep Acara
    - Waktu
    - Tempat
    - Susunan Acara
4.  Daftar Kebutuhan
5.  Daftar Undangan
6.. Review ulang yang belum tercover

sumber bacaan : http://www.anneahira.com/

Mungkin ada di antara Anda yang saat ini sedang sibuk mempersiapkan pernikahan. Salah satu yang harus menjadi prioritas Anda adalah pemilihan make up pengantin yang tepat. Sebagai raja dan ratu sehari, Anda harus tampil seprima mungkin.
Memilih make up pengantinatau salon pengantin
yang tepat untuk momen yang sangat spesial memang tidak mudah. Ada baiknya Anda meminta rekomendasi rias pengantin dari teman yang sudah berpengalaman. Hal yang perlu Anda perhatikan adalah hasil make up, harga make up pengantin dan cara tata rias pengantin yang dilakukannya dalam mendandani kliennya. Bagi beberapa orang, hal yang terakhir disebut cukup penting karena berhubungan dengan kenyamanan. Karena ada penata salon rias pengantin yang sama sekali tidak mau menerima masukan, ada pula yang tidak mengijinkan kliennya berkaca selama proses make up.
Ada beberapa cara memilih penata make up artis yang tepat.Carilah referensi make up artis  sebanyak-banyaknya. Ada baiknya Anda banyak bertanya kepada orang lain yang sudah pernah melihat hasil salon pengantin.   Hal ini penting untuk memberikan penilaian dari sudut pandang yang berbeda.
Lakukan tes rias pengantin. Namun ada beberapa penata
make up pengantin yang menolak memberikan tes tata rias pengantin dengan alasan tertentu. Bila hal ini terjadi, coba siasati dengan cara lain. Mintalah didandani untuk acara tertentu yang lebih santai seperti menghadiri pesta pernikahan teman atau pesta ulang tahun. Memang langkah ini memerlukan dana ekstra, tetapi tak ada salahnya demi mendapatkan hasil terbaik, bukan?
Utarakan keinginan Anda. Bila Anda sudah menemukan penata make up salon yang cocok, mulailah berdiskusi dengannya. Minimal satu bulan sebelum hari H dan buatlah janji bertemu dengannya. Bawalah beberapa contoh salon rias pengantin wajah dan rambut yang Anda inginkan, yang bisa diambil dari majalah.
Biasanya, penatamake up akan memberikan masukan apa yang terbaik untuk Anda. Namun yang penting, berterus teranglah bila Anda merasa tidak nyaman dengan masukan yang diberikannya. Ingatlah bahwa hari pernikahan itu adalah milik Anda, bukan orang lain.


sumber bacaan : http://kerockan.blogspot.com/

Senin, 12 Desember 2011

Upacara Pernikahan

[Dari  : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas]
Upacara pernikahan adalah upacara adat yang diselenggarakan dalam rangka menyambut peristiwa pernikahan. Pernikahan sebagai peristiwa penting bagi manusia, dirasa perlu disakralkan dan dikenang sehingga perlu ada upacaranya.
Di Indonesia upacara pernikahan dilakukan dengan dua cara, tradisional dan modern. Ada kalanya pengantin menggunakan kedua cara tersebut, biasanya dalam dua upacara terpisah.

Upacara tradisional

Upacara pernikahan secara tradisional dilakukan menurut aturan-aturan adat setempat. Indonesia memiliki banyak sekali suku yang masing-masing memiliki tradisi upacara pernikahan sendiri. Dalam suatu pernikahan campuran, pengantin biasanya memilih salah satu adat, atau ada kalanya pula kedua adat itu dipergunakan dalam acara yang terpisah.

Upacara modern

Upacara pernikahan modern dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan dari luar negeri. Biasanya gaya yang dipakai adalah gaya Eropa. Pernikahan yang dilakukan dengan aturan Islam mungkin dapat juga dimasukkan ke dalam kategori upacara pernikahan modern.

Mas kawin

Sebelum acara pernikahan dilangsungkan pihak yang melamar biasanya menyerahkan sejumlah mas kawin yang bentuk dan besarnya sudah disetujui terlebih dahulu. Mas kawin dapat berbentuk uang dalam jumlah tertentu, perhiasan, perlengkapan sembahyang (biasanya dalam pernikahan Islam), atau gabungan dari semuanya.

Catatan Sipil

Untuk kepentingan pendataan dan perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang diikat dalam hubungan perkawinan serta keturunan yang mungkin dihasilkannya, pemerintah Indonesia sekarang mengharuskan suatu pernikahan dicatat di Kantor Catatan Sipil.
________________________________________________________________



Upacara pernikahan adat di Indonesia

Adat pernikahan Yogyakarta

Nontoni

Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan kadang-kadang belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah melihatnya.
Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni. Biasanya tata cara ini diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang akan diperjodohkan telah mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan si gadis yang akan diambil menantu. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan secara rahasia.
Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dan siperjaka sanggup menerima pilihan orang tuanya, maka diadakan musyawarah di antara orang tua / pinisepuh si perjaka untuk menentukan tata cara lamaran.

Upacara Lamaran

Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu di antara pria dan wanita yang akan menikah kadang-kadang masih belum saling mengenal, jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.
  • Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu orang tua calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu yang lazim disebut Jodang ( tempat makanan dan lain sebagainya ) yang dipikul oleh empat orang pria.
  • Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain : Jadah, wajik, rengginan dan sebagainya.
  • Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana sifat dari bahan baku ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan kelak kedua pengantin dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa).
  • Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan hari baik untuk upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.
Peningsetan Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri.
Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas, uang yang lazim disebut tukon (imbalan) disesuaikan kemampuan ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik, rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi dengan gending Nala Ganjur .
Biasanya penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.

Upacara Tarub

Tarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau).
Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon pengantin (siraman, Jawa) yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.
Untuk perlengkapan tarub selain janur kuning masih ada lagi antara lain yang disebut dengan tuwuhan. Adapun macamnya :
  • Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
  • Dua janjang kelapa gading ( cengkir gading, Jawa )
  • Dua untai padi yang sudah tua.
  • Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus.
  • Daun beringin secukupnya.
  • Daun dadap srep.
Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di kiri pintu gerbang satu unit dan dikanan pintu gerbang satu unit (bila selesai pisang dan kelapa bisa diperebutkan pada anak-anak.)
Selain pemasangan tarub diatas masih delengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan sbb. (Ini merupakan petuah dan nasihat yang adi luhung, harapan serta do'a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa) yang dilambangkan melalui:
  1. Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.
  2. Jajan pasar
  3. Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
  4. Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
  5. Roti tawar.
  6. Jadah bakar.
  7. Tempe keripik.
  8. Ketan, kolak, apem.
  9. Tumpeng gundul
  10. Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
  11. Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
  12. Golong lulut.
  13. Nasi gebuli
  14. Nasi punar
  15. Ayam 1 ekor
  16. Pisang pulut 1 lirang
  17. Pisang raja 1 lirang
  18. Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya diberi tumpeng kecil.
  19. Daun sirih, kapur dan gambir
  20. Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
  21. Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
  22. Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
  23. Tampah(niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang diatasnya 1 butir telor ayam mentah, uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
  24. Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul, kluwak, pengilon, jungkat, suri, lenga sundul langit
  25. Ayam jantan hidup
  26. Tikar
  27. Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
  28. Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
  29. Tempe mentah terbungkus daun dengan tali dari tangkai padi (merang)
  30. Sayur pada mara
  31. Kolak kencana
  32. Nasi gebuli
  33. Pisang emas 1 lirang
Masih ada lagi petuah-petuah dan nasihat-nasihat yang dilambangkan melalui : Tumpeng kecil-kecil merah, putih,kuning, hitam, hijau, yang dilengkapi dengan buah-buahan, bunga telon, gocok mentah dan uang logam yang diwadahi diatas ancak yang ditaruh di:
  1. Area sumur
  2. Area memasak nasi
  3. Tempat membuat minum
  4. Tarub
  5. Untuk menebus kembarmayang (kaum)
  6. Tempat penyiapan makanan yanh akan dihidangkan.
  7. Jembatan
  8. Prapatan.

Nyantri

Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ini akan ditempat kan dirumsh saudara atau tetangga dekat.
Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah siap dit3empat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.

Siraman

Upacara Siraman Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni. Bahan-bahan untuk upacara siraman :
  • Kembang setaman secukupnya
  • Lima macam konyoh panca warna (penggosok badan yang terbuat dari beras kencur yang dikasih pewarna)
  • Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
  • Kendi atai klenting
  • Tikar ukuran ½ meter persegi
  • Mori putih ½ meter persegi
  • Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep, alang-alang
  • Dlingo bengle
  • Lima macam bangun tulak (kain putih yang ditepinnya diwarnai biru)
  • Satu macam yuyu sekandang ( kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang kuning)
  • Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek hitam), 1 helai letrek (kain kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
  • Sampo dari londo merang (air dari merang yang dibakar di dalam jembangan dari tanah liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera apinya disiram air, air ini dinamakan air londo)
  • Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain nogosari, 1 helai kain grompol, 1 helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau kain sidoasih
  • Sabun dan handuk.
Saat akan melaksanakan siraman ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
  • Tumpeng robyong
  • Tumpeng gundul
  • Nasi asrep-asrepan
  • Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7 macam jenang
  • Empluk kecil (wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur dan sedikit beras
  • 1 butir telor ayam mentah
  • Juplak diisi minyak kelapa
  • 1 butir kelapa hijau tanpa sabut
  • Gula jawa 1 tangkep
  • 1 ekor ayam jantan
Untuk menjaga kesehatan calon pengantin supaya tidak kedinginan maka ditetapkan tujuh orang yang memandikan, tujuh sama dengan pitu ( Jawa ) yang berarti pitulung (Jawa) yang berarti pertolongan. Upacara siraman ini diakhiri oleh juru rias (pemaes) dengan memecah kendi dari tanah liat.

Midodareni

Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya.
Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.
Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
  • Sepasang kembarmayang (dipasang di kamar pengantin)
  • Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
  • Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep ( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan kapur.
  • Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.
Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :
  • Nasi gurih
  • Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
  • Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
  • Krecek
  • Roti tawar, gula jawa
  • Kopi pahit dan teh pahit
  • Rujak degan
  • Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman dulu)

Langkahan

Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.

Ijab

Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qobul biasanya dipimpin oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

Panggih

Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanaakan,. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.
Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya Yogyakarta dengan iringan gending Jawa:
  1. Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
  2. Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan ( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci kaki pengantin pria ), pecah telor oleh pemaes.
  3. Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara sungkeman
Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan gending Sriwidodo atau gending Sriwilujeng. Pada waktu kirab diiringi gending : Gatibrongta, atau Gari padasih.

Album Photo : Pengantin Ayu Salon